Singkong varietas gajah ini ditemukan pada tahun 1992 oleh Prof.
Dr. Ristono MS, seorang mantan dosen Universitas Mulawarman sekaligus seorang
peneliti dan pencinta tanaman singkong.
Dalam suatu diskusi singkat, membahas prospek pengembangan
singkong gajah dalam rangka pemberdayaan masyarakat di wilayah perbatasan
RI-Malaysia, dengan Kasdam VI/Mulawarman Brigjen TNI Wisnu Bawatenaya beserta sejumlah
stafnya, Prof. Dr. Ristono MS yang juga Guru Besar STT Migas Balikpapan itu
mengungkapkan sekilas tentang singkong gajah, “Sebetulnya tanaman ini sudah
lama tumbuh di Kaltim. Saya menemukannya di beberapa tempat, seperti Manggar
(Balikpapan) dan Marangkayu (Kukar). Tapi varietas singkong gajah ini hanya
dijumpai di wilayah Kaltim,” tuturnya.
Butuh
waktu sekitar 10 tahun (1992 s/d 2002) bagi Prof. Dr. Ristono MS untuk
menuntaskan penelitiannya, dan baru sekitar tahun 2009 singkong gajah ini mulai
diperkenalkan dan dikenal masyarakat.
Metode/cara
tanam dan perawatan singkong gajah ini tidak ada bedanya dengan jenis –jenis singkong
lainnya. Mudah, bahkan untuk penanam singkong pemula sekalipun akan terasa sangat
mudah untuk menanam dan merawat singkong gajah ini.
Cara
tanam singkong ini dengan sistem stek bisa tumbuh. Batang singkong dipotong
lalu ditancapkan dalam tanah yang gembur. Dalam jangka waktu sembilan bulan,
kalau singkong biasa hasil panennya 2-3 kg dalam satu batang, maka dengan
singkong gajah bisa mencapai 10-22 kg. Hasil ini adalah pengalaman saya
bertanam singkong gajah di Rembang, dengan cara tanam yang menurut saya masih
standar sekali (ala petani singkong daerah saya). Menurut informasi yang saya terima, didaerah asalnya sana, Kalimantan
timur, singkong gajah ini mampu menghasilkan bobot umbi hingga 60 kg/batang.
Selain
cara tanamnya yang mudah dan hasil bobot umbinya yang diatas rata-rata dari jenis
singkong lainnya, singkong gajah ini juga lebih kebal/tahan terhadap hama dan
penyakit serta lebih tahan terhadap kekeringan.
Singkong
gajah ini mempunyai cita rasa yang khas; seperti ada menteganya dan teksturnya
juga menawan, lunak tidak keras. Sekiranya tidak berlebihan apa yang dikatakan
tetangga-tetangga saya setelah mencoba memasak singkong gajah ini jadi cemilan
yang sederhana; “Enak tenan telone, mas. Gurih…empuk”. ”Hahahaha….mantaps !!!.
#Diambil dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi. Omah Telo-Rembang, Jan 2014
0 komentar:
Posting Komentar