Selasa, 21 Januari 2014

Sekilas tentang Singkong Gajah


Singkong varietas gajah ini ditemukan pada tahun 1992 oleh Prof. Dr. Ristono MS, seorang mantan dosen Universitas Mulawarman sekaligus seorang peneliti dan pencinta tanaman singkong. 

Dalam suatu diskusi singkat, membahas prospek pengembangan singkong gajah dalam rangka pemberdayaan masyarakat di wilayah perbatasan RI-Malaysia, dengan Kasdam VI/Mulawarman Brigjen TNI Wisnu Bawatenaya beserta sejumlah stafnya, Prof. Dr. Ristono MS yang juga Guru Besar STT Migas Balikpapan itu mengungkapkan sekilas tentang singkong gajah, “Sebetulnya tanaman ini sudah lama tumbuh di Kaltim. Saya menemukannya di beberapa tempat, seperti Manggar (Balikpapan) dan Marangkayu (Kukar). Tapi varietas singkong gajah ini hanya dijumpai di wilayah Kaltim,” tuturnya.

Butuh waktu sekitar 10 tahun (1992 s/d 2002) bagi Prof. Dr. Ristono MS untuk menuntaskan penelitiannya, dan baru sekitar tahun 2009 singkong gajah ini mulai diperkenalkan dan dikenal masyarakat.

Metode/cara tanam dan perawatan singkong gajah ini tidak ada bedanya dengan jenis –jenis singkong lainnya. Mudah, bahkan untuk penanam singkong pemula sekalipun akan terasa sangat mudah untuk menanam dan merawat singkong gajah ini.

Cara tanam singkong ini dengan sistem stek bisa tumbuh. Batang singkong dipotong lalu ditancapkan dalam tanah yang gembur. Dalam jangka waktu sembilan bulan, kalau singkong biasa hasil panennya 2-3 kg dalam satu batang, maka dengan singkong gajah bisa mencapai 10-22 kg. Hasil ini adalah pengalaman saya bertanam singkong gajah di Rembang, dengan cara tanam yang menurut saya masih standar sekali (ala petani singkong daerah saya). Menurut informasi  yang saya terima, didaerah asalnya sana, Kalimantan timur, singkong gajah ini mampu menghasilkan bobot umbi hingga 60 kg/batang.

Selain cara tanamnya yang mudah dan hasil bobot umbinya yang diatas rata-rata dari jenis singkong lainnya, singkong gajah ini juga lebih kebal/tahan terhadap hama dan penyakit serta lebih tahan terhadap kekeringan.

Singkong gajah ini mempunyai cita rasa yang khas; seperti ada menteganya dan teksturnya juga menawan, lunak tidak keras. Sekiranya tidak berlebihan apa yang dikatakan tetangga-tetangga saya setelah mencoba memasak singkong gajah ini jadi cemilan yang sederhana; “Enak tenan telone, mas. Gurih…empuk”. ”Hahahaha….mantaps !!!.


#Diambil dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi.                                                               Omah Telo-Rembang, Jan 2014


0 komentar:

Posting Komentar